Selasa, 04 Februari 2014

Yadnya


YADNYA

A. Pendahuluan

Kata yadnya berasal dari bahasa sansekerta dari urat kata yaj  yang berarti “memuja,
Mempersembahkan atau melakukan pengorbanan “.
Kata yajna sendiri berarti memuja, persembahan atau korban suci, sedangkan yajus berarti aturan-aturan tentang yajna. Yajamana artinya orang yang melaksanakan yajna.
Jadi, pengertian yajna (yadnya) adalah korban suci yang tulus iklas tanpa pamrih untuk kepentingan diri sendiri dan orang lain, atau untuk kepentingan umat manusia dan alam sekitarnya.

B.  Pengertian dan Hakikat Yadnya
             Yadnya/upacara merupakan bagian ketiga dari kerangka dasar ajaran agama hindu.
Ditinjau dari sudut filsafat yajna berarti cara melalukan hubungan antara Atman dan Paramatman, antara manusia dengan Sang Hyang Widhi serta semua manifestasi-Nya.

Dalam bhagawadgita dinyatakan sbb:

Saha yajnah prajah srstva
Purovaca prajapatih
Anena prasavisyadhuam
Esa vo stu ista-kama dhuk
                       

Artinya :
                        Sesungguhnya sejak dahulu dikatakan, Tuhan setelah menciptakan manusia
melalui  yajna, berkata : dengan (cara) ini engkau akan berkembang,       sebagaimana sapi perah yang memenuhi keinginanmu ( sendiri).
                                                            (bhagawadgita III.10 )
Devan bhavayatanena
Te deva bhavayantuvah
Parasparam bhavayantah
Sreyah param avapsyantha
                        Artinya :
                        Adanya para Dewa adalah karena ini, semoga mereka menjadikan engkau
                        demikian, dengan saling memberi engkau akan memperoleh kebajikan paling
 utama.

                                                                        (bhagawadgita III.11)

Dalam kitab Atharwa  Weda dijelaskan sebagai berikut.
                                    “satyam brhad rtam ugram diksa,
                                    Tapo brahma yadnya prthiwim dharayanti”

Artinya :

Sesungguhnya satya, rta, diksa, tapa,
Brahman dan yadnya yang menyangga dunia.


Secara terminologi kata yajna memiliki pengertian sebagai berikut.
1.      Yajna, ngaraning manghanaken homa. (wraspati tattwa)
Artinya :
              Yajna artinya mengadakan homa.
2.      Yajna ngaranya “ agnihotradi “ kapujan sang hyang siwagni pinakadinya (agastya parwa).
Artinya :
Yajna, artinya “Agnihotra” yang utama, yaitu pemujan atau persembahan
Kepada Sang Hyang Siwa Agni.

            Jadi, pada prinsipnya pengertian yajna itu pada mulanya berpusat pada pemujaan atau
            Persembahan kepada Agni berupa minyak dan susu.
            Persembahan ( Yajna ) tersebut menimbulkan hujan, dari hujan lahirlah makanan.
            Dari makanan lahirlah mahluk hidup, sedangkan yajna itusendiri lahir dari karma
            (Bhagawadgita III.14), karena yajna lahir dari karma maka yajna termasuk karma
            Kanda atau karma sanyasa atau prawerti yaitu jalan perbuatan.

            Adapun pengertian “yajna” yang kemudian ditulis yadnya dalam masyarakat pada
            pada umumnya berkisar pada upacara atau ritual semata. Sekalipun hal ini  tidaklah
            salah , namun patut disadari bahwa upacara hanyalah salah satu bentuk yadnya yang
            paling tampak dengan nyata atau riil.
                                    Di dalam bhagawadgita disebutkan yadnya adalah suatu perbuatan yang
            dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran untuk melakukan persembahan
            kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Dengan demikian , ada beberapa unsur yang
            mutlak yang terkandung dalam yadnya. Unsure-unsur tersebut, yaitu Karya (adanya
            Perbuatan), Sreya (ketulus iklasan), Budhi (kesadaran), dan Bhakti( persembahan).
                                    Jadi. Semua perbuatan yang berdasarkan dharma dan dilakukan dengan
            Tulus Iklas dapat disebut yadnya.
            Dalam sloka, Sri Bhagawan Kresna menyebutkan bahwa orang yang terlepas dari
            dosa adalah orang yang makan sisa dari persembahan atau yadnya. Oleh karena itu
            Sebelum menikmati makanan kita harus mempersembahkan makanan itu kepada
            Ida Sang Hyang Widi Wasa terlebih dahulu. Makanan yang dipersembahkan itu
            menjadi prasadam yang oleh umat hindu di Bali disebut Lungsuran.

                                    Prasadam adalah bahasa sansekerta yang artinya anugerah Tuhan.
            Jadi, makanan yang kita nikmatisetiap hari adalah pemberian Tuhan.  Sedangkan,
            Kata lungsuran adalah bahasa Bali artinya hasil dari memohon kepada Tuhan.

                        Dalam kitab Atharwa Wedha XII.1 dijelaskan sbb:
                        satyam brhad rtam ugram , diksa tap brahma yadnyah, prthiwim
                        Dharayanti, sa no bhutasya bhany asya patyanyurumlokam”.

                        Artinya   :
                        Kebenaran (satya) hokum yang agung, yang kokoh dan suci(rta), tapa, brata
                        Doa, dan yadnya, inilah yang menegakkan bumi , semoga bumi ini, ibu kami
                        Sepanjang      
            Jadi, kitab Atharwa Weda menjelaskan , bahwa yadnya merupakan salah Satu pilar
            penyangga tegaknya kehidupan di dunia ini. Sebagai dasar yang utama dalam
            melaksanakan Yadnya adalah ketulusan, keikhlasan, dan kesucian hati dari masing-
            masing individu yang mempersembahkannya.
                 Demikianlah Yadnya yang dilaksanakan oleh umat beragama , pada akhirnya dapat
            mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh mahluk hidup yang ada di alam
            semesta ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar